Menemukan Cara Supaya Rindu Kepada Allah
Lama tidak bertemu dengan orang yang dikasihi, apa yang bakal dirasakan? Jawabannya cuma satu kata, yakni rindu. Semua orang pasti memiliki pengalaman merasa rindu kepada seseorang. Kerinduan biasanya muncul karena terpisah jarak, ruang dan waktu. Dan ketika ada kesempatan bertemu, kita pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Kutipan Kitab Mazmur 63 : 1 - 9 berikut ini menggambarkan tentang kerinduan. Namun kerinduan yang dilukiskan bukan asal rindu dan bukan pula kerinduan antara sesama manusia. Kerinduan yang digambarkan adalah kerinduan pada Allah. Simak kutipan lengkapnya berikut ini:
Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau , jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatanMu dan kemuliaanMu Sebab kasih setiaMu lebih baik dari pada hidup, bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi namaMu. Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. Apabila aku ingat kepadaMu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayapMu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepadaMu, tangan kananMu menopang aku. Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.
Daud pernah merasakan kerinduan yang amat kuat kepada Tuhan saat ia berada di padang gurun Yehuda, dalam masa pelariannya dimana ia tidak bisa beribadah dirumah Tuhan. Kerinduan Daud bagaikan kerinduan akan air saat haus di padang gurun. (ayat 2-3).
Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels |
Rasa haus ini menggambarkan betapa Daud sangat membutuhkan Allah yang mulia dan berkuasa itu. Daud merasa rindu kepada Tuhan bukan karena ia sedang jauh dari Tuhan atau merasa Tuhan tidak hadir didalam hidupnya, kerinduan Daud adalah bentuk pengakuannya bahwa hidup menjadi tidak bermakna diluar topangan Allah.
Kehausan Daud akan Allah membangkitkan puji-pujian dari dalam hatinya serta ketekunan untuk terus mengingat akan segala kebaikan dan kebesaran Tuhan didalam hidup-Nya (ayat 4-8). Hal ini berlaku atas hidup Daud karena jiwanya melekat kepada Tuhan dan ia menyadari bahwa tangan Tuhan akan selalu menopangnya (ayat 9).
Dari Daud kita bisa pelajari caranya supaya kita bisa rindu kepada Allah. Mari kita simak bersama pesan-pesannya berikut ini:
Haus akan hadirat Tuhan
Berada dipadang gurun dan tidak bisa beribadah kepada Tuhan didalam kemah-Nya, menimbulkan kerinduan yang besar bagi Daud, namun ucapan syukur dan puji-pujian terus ada atas mulut dan hidupnya.
Nah, bagaimana dengan kita semua setelah sekian lama tidak bisa beribadah di gedung gereja, Apakah keinginan beribadah kita kendor dimasa pandemi seperti ini? Apakah kita haus atau rindu akan hadirat Tuhan? Semangat untuk datang kerumah Tuhan memang perlu dijaga, karena fakta menunjukkan beberapa orang Kristen malah dengan sengaja menjauhkan diri dari pertemuan ibadah dengan alasannya masing-masing.
Jika hati sudah enggan, apalagi ada keinginan menjauh dari persekutuan, sebaik dan sebagus apa pun pelayanan yang dipersiapkan di gereja tidak akan otomatis membuat seseorang datang untuk beribadah. Ini menjadi penanda awal adanya kematian dalam kerohanian. Untuk itu, kita mesti segera datang kepada Tuhan di dalam doa pribadi kita untuk dipimpin oleh Roh Kudus yang dapat menyalakan semangat yang membara. Semangat untuk mau kembali ada dalam persekutuan denganNya, baik secara pribadi maupun bersama-sama umat Tuhan sebagai wujud rasa haus atau rindu kita pada hadiratNya.
Mengingat akan segala kebaikan Tuhan
Kita tahu bahwa dalam perjalanan kehidupan Daud ada begitu banyak tantangan dan hambatan yang ia hadapi namun dalam situasi inilah, Daud menyadari bahwa hanya Tuhan yang dapat dan siap menolongnya, itulah yang menjadi alasan betapa ia selalu rindu kepada Tuhan.
Berkat Tuhan berupa kesempatan hidup, kesehatan, pekerjaan,keluarga dan lain sebagainya yang Tuhan masih karuniakan kepada kita sampai saat ini, kiranya bisa kita jadikan alasan untuk terus rindu pada-Nya.
Jiwa kita perlu melekat pada Allah
Dalam kehidupan rohani kita tentu ada banyak hal yang menghambat pertumbuhan kerohanian kita baik dari dalam pribadi kita maupun dari pihak lain, untuk itu kita mesti memiliki jiwa yang melekat kepada Allah, tentunya melalui sikap hidup yang benar dan penuh ketaatan kepada Allah dan terus menjaga hubungan kita yang akrab dengan-Nya melalui doa serta ibadah kita secara pribadi dan melalui ibadah/persekutuan kita dengan sesama saudara iman.
Ketika rindu kepada Tuhan, janganlah dipendam, nyatakan kerinduan kita pada-Nya dalam doa dan puji-pujian serta syukur kita atas segala berkat didalam hidup kita dan marilah kita menghargai setiap kesempatan yang dengan terus untuk bersekutu dengan-Nya. Amin.
Herneta Maria Maghu, S.Pd
0 Response to "Menemukan Cara Supaya Rindu Kepada Allah"
Posting Komentar